PKM SMU PLUS MIFTAHUL ULUM “OPTIMALISASI EDUKASI GENDER DAN SEKSUALITAS MELALUI PENDAMPINGAN RECARE
Isi Artikel Utama
Abstrak
Latar Belakang: Teknologi saat ini sudah sangat canggih dimana informasi tentang apapun dapat dengan mudah dicari, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan akan mencari sesuatu yang baru tentang seksualitas, namun para remaja ini kurang memahami masalah seksualitas dan gender, hal ini juga dialami oleh para remaja. yang berada di MA Plus Miftahul Ulum, karena masih minimnya pengetahuan tentang hal tersebut. Kejadian ketidaksetaraan gender pada remaja adalah pergaulan yang tidak sehat (toxic relationship) dan pemahaman negatif tentang seksualitas yang masih kurang sehingga angka kehamilan diluar nikah. Metode: Metode dalam pengabdian ini adalah pendidikan seksualitas dan gender, studi kasus dan evaluasi. Sebagai langkah awal pembentukan Recare, setelah itu dilakukan pendampingan berupa edukasi, diskusi dan evaluasi. Hal itu dilakukan dengan maksud mengubah mindset atau pola pikir remaja terhadap isu gender dan seksualitas. Hasil: Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan remaja di SMU Plus Miftahul Ulum berdasarkan hasil uji statistik (p-value = 0,000). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan program pengabdian masyarakat ini berhasil dicapai dan dibuktikan dengan adanya perubahan skor pada tingkat pengetahuan peserta. Kesimpulan: Kegiatan serupa perlu dilakukan secara rutin dan berkesinambungan, guna meminimalisir permasalahan dalam kehidupan remaja di masa yang akan datang, khususnya dalam upaya mempersiapkan kehidupan berkeluarga bagi remaja.
Rincian Artikel
Referensi
Adinda Ayu Shabrina. (2018). The role of the United Nations High Commissioner for Refugee (UNHCR) in Handling Syrian Refugees Victims of Sexual and Gender-based Violence (SGBV) in Lebanon. Journal of International Relations, 4, 81–89.
Awaru, A. o. . (2020). Konstruksi Sosial Pendidikan Seksual pada Orang Tua dalam Keluarga Bugis- Makassar.
Boediarsih, B., Shaluhiyah, Z., & Mustofa, S. B. (2016). Persepsi Remaja tentang Peran Gender dan Gender Seksualitas di Kota Semarang. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 11(1), 28–37.
Dian Permatasari, D. (2022). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. (Yayasan Kita Menulis).
Dian Permatasari, E. S. (2021a). Pendampingan Remaja Putri Tentang Kesehatan Reproduksi Dalam Mengurangi Tingkat Stres Pada Saat Keputihan Di Pesantren Almuqri Parenduan. Jurnal Pengabdian Masyarakat Nusantara (JPMN), 1(1), 31–35.
Dian Permatasari, E. S. (2021b). Pendidikan KEsehatan Reproduksi Remaja. Jurnal Empathy Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 8–12.
Eny Retna Ambarwati. (2016). Model Determinan Kesehatan Reproduksi Pada Remaja yang Sudah Menikah dalam Upaya Promosi Kesehatan Reproduksi.
Fakih, M. (2004). Analisis gender dan transformasi sosial. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar).
Ilmiah, W. S., , Fifin Maulidatul Azizah, & Hikmawati, N. (2022). Determinan Perilaku Pernikahan Dini Berdasarkan Perspektif Kesehatan Reproduksi Aman Dan Fiqih Islam. Jurnal Ilmu Kesehatan, 5(2), 131–139.
Purwieningru, E. (2008). Gender dalam Kesehatan Reproduksi. (www.bkkbn.go.id. Jakarta).
Romulo.H.N,Akbar.S.N., M. M. . (2014). Peranan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Terhadap Perilaku Seksual Remaja Awal.
Zahroh Shaluhiyah, Boediarsih, M. (2016). Persepssi remaja tentang peran gender dan seksualitas di kota Semarang. Jurnal Promosi KEsehatan Indonesia, 11(1), 28–37.